• Seni pewayangan yang merupakan seni pakeliran dengan tokoh utamanya Ki Dalang adalah suatu bentuk seni gabungan antara unsur seni tatah sungging (seni rupa) dengan menampilkan tokoh wayangnya yang diiringi dengan gending/irama gamelan, diwarnai dialog (antawacana), menyajikan lakon dan pitutur/petunjuk hidup manusia dalam falsafah.
  • Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis.
  • Zaman sekarang begitu maraknya para pengguna jejaring sosial.
Dengan teknologi disaat ini orang akan terhubung dengan mudah dengan semua orang.
Hal ini juga dibuktikan dengan didukung oleh ponsel dan modem yang menyediakan paket untuk internetan unlimited.
Sekarang ada sosial networked baru yang meramaikan

Rabu, 01 Juni 2011

Prasasti Ciaruteun

Bukti arkeologis yang mengganggap keberadaan Kerajaan Tarumanagara di Jawa barat, adalah Prasasti Ciaruteun, yang ditemukan pada alisran sungai Ciaruten kabupaten Bogor. Tulisan yang terdapat dalam Prasasti Ciaruteun, sebanyak empat baris yang masing-masing terdiri dari delapan suku kata, yang tulisannya sebagai berikut:


"vikkrantasyavanipateh 
crimatah purnnavarmmanah 
tarumanagarendrasya 
vishnoriva padadvayam".
Terjemahan menurut Prof. Vogel adalah sebagai berikut:
“Kedua jejak telapak kaki yang seperti jejak kaki wisnu ini kepunyaan penguasa dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman raja Tarumanagara”.

Dari keterangan Prasasti Ciaruteun tersebut, telah didapat sebuah keterangan yang menjelaskan tentang keberadaan Purnawarman sebagai seorang raja Tarumanagara, yang menganut agama Hindu aliran waisnawa. Akan tetapi keberadaan prasasti Ciaruten tersebut kita masih belum bisa menemukan keberadaan keraton Kerajaan Tarumanagara dibawah kepeminpinan Raja Purnawarman.
Selain tulisan, dalam prasasti Ciaruteun terdapat juga lukisan yang berbentuk ikal dan sepasang tanda mirip gambar laba-laba atau matahari. Lukisan telapak kaki dianggap sebagai lambang langkah raja Purnawarman ke surga yang dipersamakan dengan perjalanan matahari, dari mulai terbit, kemudian mencapai titik tertinggi, terbenam, sampai akhirnya terbit kembali. 
Penafsiran lain tentang keberadaan gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun dapat diartikan sebagai:
1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
2. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat

Sumber
Iskandar, Yoeseph. 2005. “Sejarah Jawa Barat”. Bandung: CV Geger Sunten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ShareThis